Selasa, 29 Maret 2011

Fase Kehidupan Putih Abu-Abu

Fase Kehidupan Putih Abu-Abu

Namaku Mario, kini aku duduk di kelas XII di sebuah SMA swasta di daerah Bogor. Ujian Nasional telah aku lewati, hanya tinggal menunggu hasilnya saja. Meskipun saat Ujian Nasional aku kurang sehat, namun aku sudah melewatinya. Malam ini menjadi malam yang panjang bagiku. Rasa cemas dan deg-degan menunggu pengumuman Ujian Nasional membuatku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Aku takut besok menjadi hari yang menyedihkan bagiku. Handphone ku pun bordering saat jam telah menunjukkan pukul 00.00 WIB.
“Halo.” Sapaku.
“Hai Mar, dah tidur lu? Sory ya kalau gua ganggu.” Kata Roby temanku.
“Eh By, ga bisa tidur gua deg-degan gila gua.” Jawabku.
“Sama men gua juga. Gimana yah besok?”
“Mana gua tau. Gua juga takut, tapi kita kan udah berusaha.”
“Iya sih, semoga aja ga mengecewakan ya.”
“Amin, semoga aja ya By.”
Aku pun terus bertelpon ria dengan Roby sahabatku, sedikit menghilangkan rasa deg-degan ku. Kami bertelpon ria sampai jam 02.00 dini hari. Hingga tak terasa, akupun mulai mengantuk dan tertidur. Ga tau deh tuh gimana nasibnya Roby, soalnya aku tertidur tanpa sadar. Hehe.
“Mario, udah siang nih. Mau sekolah ga kamu?” Mamaku memanggilku dari luar.
“Iya Ma.” Jawabku dengan nada mengantuk.
“Pagi Ma, pagi Pa.” Aku keluar kamar dengan mata masih mengantuk.
“Kamu pengumuman ya hari ini?” Tanya Papaku.
“Iya Pa, deg-degan nih.” Jawabku sambil bergegas mengambil handuk dan segera masuk kamar mandi.
“Mar, kamu cepet sarapan sini nanti kamu telat lagi.” Kata Papa.
“Ia Pa.” Jawabku sambil berjalan menuju meja makan.
Akupun langsung sarapan dengan menu favoritku, roti tawar dan selai coklat kesukaanku.
“Mar ayo kita berangkat. Nanti Papa kesiangan lagi.” Ajak Papa.
“Ia Pa.” Akupun bergegas berangkat bersama dengan Papa.
“Ma, aku berangkat ya.” Pamitku kepada Mama.
“Iya, hati-hati Mar.” Jawab Mama.



Sesampainya di sekolah, aku melihat kawanku Roby dan Doni. Mereka sedang ngobrol-ngobrol di kantin sambil menikmati sarapan bubur ayam buatan Bu Sumi, Ibu kantin yang terkenal di sekolahku.
“Hai,, gimana udah ada kabar tentang kelulusan?” Tanyaku kepada dua sahabatku itu.
“Jam 8 sob kata Bu Yuyun tadi.” Jawab Doni.
“Yah, masih lama berarti.” Jawabku.
“Bentar lagi tau, sekarang aja udah jam setengah 8 tau. Lu ga makan bubur sob?” Tanya Roby padaku.
“Eh, gu udah sarapan tadi di rumah.” Sahutku.
“Kalian ayo ngumpul di lapangan.” Ajak Vani memanggil aku, Roby dan Doni.
“Memang udah mulai ya Van?” Tanya Doni.
“Udah, makanya cepetan ke lapangan.” Jawab Vani.
Aku, Roby dan Doni pun bergegas jalan menuju lapangan, rasanya tak sabar mendengar hasil kelulusan yang sebentar lagi akan diumumkan.
“Assalamualaikum Wr. Wb.” Suara Pak Wawan sudah mulai terdengar.
Siswa dan siswi kelas XII sudah mulai berbaris di lapangan menunggu hasil kelulusan mereka dengan wajah cemas dan deg-degan. Akupun merasakan hal itu sejak semalam.
“Ok, hari ini merupakan hari yang sangat kalian tunggu-tunggu. Setelah selama 3 tahun kalian belajar di SMA, inilah penentuan kalian lulus atau tidak. Bapak minta kalian tertib saat menunggu nama kalian dipanggil. Kalian sekarang berbaris sesuai dengan kelas kalian masing-masing dan wali kelas kalian yang akan membagikan hasilnya.” Pak Wawan Menjelaskan panjang lebar.
Kami pun langsung baris sesuai dengan perintah Pak Wawan. Saat Bu Yuyun wali kelasku selesai membagikan amplop yang berisikan pengumuman, kelas kami sepakat untuk membukanya bersama-sama.
“Sebelum membuka amplop yang sudah ada di tangan kalian, marilah kita berdoa dulu menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing.” Ucap Bu Yuyun.
Kami pun membuka amplop yang telah kami terima, syukurlah hasilnya sesuai dengan apa yang telah aku harapkan dan apa yang telah aku perjuangkan. Meskipun sedih harus berpisah dengan teman-teman, tapi kita harus berpisah untuk menggapai masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar